GIE : Catatan Kritis Mahasiswa
Divisi
Kajian Film
Judul Film : GIE
Sutradara : Riri riza
Produser : Mira lesmana
Durasi : 141 Menit
Jenis Film : Biografi, Drama
Tahun Terbit: 2005
GIE,
Seorang pemuda Indonesia keturunan Cina, lahir pada 17 Desember 1942 ketika perang tengah berkecamuk di Pasifik. Sejak
masih di bangku sekolah, Gie dikenal sebagai siswa yang kritis, seakan
kata-kata dia selalu benar dan orang lain harus setuju akan kata-katanya,
bahkan Gie sampai berdebat dengan gurunya. Tapi, dibalik sifatnya yang kritis
itu dia juga hobi menonton film, mendaki gunung, membaca dan menulis, dalam
setiap tulisan nya Gie berani mengkritisi pemerintah sehingga tulisannya sering
dimuat di berbagai surat kabar.
Keberanian
Gie dalam mengkritisi pemerintahan Soekarno makin menjadi setelah dia menjadi
mahasiswa fakultas sastra di Universitas Indoensia. Di sana pikirannya semakin
terasah dan di sana pulalah Gie menemukan sahabat-sahabat yang memiliki minat
yang sama sepertinya, gunung dan film. Pada saat itu di UI, bermunculan
organisasi-organisasi yang terbentuk karena kepentingan agama dan golongan,
seperti PMKRI dan HMI. Gie yang seorang katholik, diajak bergabung ke PMKRI
oleh temannya, Jaka. Namun, gie menolak. Dia merasa bahwa politik yang membawa
kepentingan agama dan golongan bukanlah jalan untuk membawa perubahan hidup
bangsa Indonesia.
Pada bulan
Januari 1966 saat itu soekarno mengadakan politik kenaikan harga yang
sasarannya jelas yaitu untuk membuat masyarakat panic dan tidak berpikir tentang
penumpasan PKI akan tetapi berpikir tentang perutnya. Seluruh organisasi yang ada di UI bersatu membentuk
KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) untuk membubarkan PKI dengan cara
berdemo di depan menteri yang pada saat itu banyak melakukan korupsi
dimana-mana. Mahasiswa UI saat itu bersatu, mereka berusaha meminta hak-hak
rakyat dengan cara berdemo secara besara-besaran. Mahasiswa ini mengajukan tiga
tuntutan kepada pemerintah yang dikenal sebai tritura. Tuntutan mahasiswa ini
hingga Februari 1966 belum terpenuhi, bahkaan Presiden sendiri menegaskan bahwa
tidak akan membubarkan PKI. Barulah pada 11 Maret 1966 Soekarno menyerahakan
mandatnya kepada panglima angkatan darat Soeharto. Saat itulah sesungguhnya
militer yang sebelumnya bersitegang dengan PKI mendapat kekuasaan. Para anggota
PKI pun diburu, ditangkap, disiksa dan dibantai termasuk sahabat Han, sahabat
Gie karena di duga dia masih mengikuti ajaran komunis yang menyebabkan dirinya
di bunuh mati oleh militer Indonesia.
Setelah dia
lulus dari perguruan tinggi, ia bekerja sebagai seorang jurnalis, ia sering
mengeluarkan pendapat lewat media massa. Sampai pada suatu hari semua
teman-teman yang dulu bersama dengan dia memperjuangkan pendapatnya, kini
meninggalkan dia. Gie merasa kesepian dan tertekan atas sikap teman-temannya, akhirnya
menuju ke puncak Gunung Semeru. Namun ternyata hari itu adalah hari terakhir
dalam hidupnya. Gie meninggal pada bulan Desember tahun 1969 di Gunung Semeru
dipangkuan sahabatnya, Herman Lambang.
Film
yang di bintangi oleh Nicholas Saputra ini diangkat dari sebuah catatan Soe Hok
Gie, seorang pemuda dari etnis tionghoa yang senang menuliskan keresahan
keresahannya dalam sebuah buku catatan selama kurang lebih 13 tahun. Film ini
berlatarkan pada masa Orde lama di rumah Gie, Istana Presiden, Jalan Raya,
Stasiun Kereta Api, puncak gunung dan Kampus UI (Universitas Indonesia) sebagai
pusat kegiatan para Mahasiswa dalam menuntut ilmu. Dan di kampus pun banyak
kegiatan yang terjadi dari mulai demo sampai muncul dan memuncaknya konflik. Alur
yang digambarkan di film ini adalah maju mundur, terlihat ketika dikisahkan
catatan perjalanan hidup Gie dari mulai duduk di bangku sekolah hingga tamat
dari perguruan tinggi dan teringat kembali pada masa remaja dan suasana di
kampus nya.
Tokoh
Gie yang di perankan Nicholas Saputa ini lebih menonjolkan karakternya yang kritis
dan penuh dengan pendirian. Sedangkan pemikiran yang ada pada Ira, Herman dan
teman-teman Gie yang lainnya pun sejalan dengan pemikiran nya. Ada kedua
sahabat Soek yang berbeda jalan pemikirannya, yaitu Hans dan Jaka. Harapan yang
jaka pegang bagus sekali tetapi kurang tepat, karena apa yang di harapkan Jaka
tidak sejalan dengan tindakan yang dia tempuh. Begitu pula dengan Hans, Ia
ingin sekali mendapatkan perubahan pada dirinya dengan mengikuti organisasi PKI
tetapi dia malah menderita yang akhirnya meregang nyawa.
Film ini
mengajarkan kita untuk menjadi seseorang yang berani mengmukakan pendapatnya
dan dapat mengubah mainset para mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang kritis
dan nyata dalam tindakannya. Dan film ini juga sangat bagus untuk orang-orang
yang tertarik dengan ilmu politik. Walaupun ketika pertama kali menonton film
ini jalan ceritanya sedikit sulit untuk di pahami, tetapi jika kita menonton
ulang barulah kita paham jalan ceritanya. Selain itu, audio dalam film ini
kurang seimbang ketika monolog Gie kurang jelas terdengar karena latar belakang
musiknya yang terlalu keras. Dan juga sebaiknya tidak menyisipkan adegan yang
tidak pantas untuk di muat dalam film yang bertemakan tentang perjuangan
mahasiswa ini.
0 komentar:
Posting Komentar