5 Oktober 2017 0 komentar

MENAMBAH WAWASAN LEWAT LOMBA PERFILMAN

Acara Bedah Film dan Grand Opening Banten Short Movie festival, yang di buka Oleh Darwin Mahesa selaku Founder Kremov Picture. Kampus UNTIRTA selasa (26/09) .


Acara Bedah Film dan Grand Opening Banten Short Movie festival ini di selenggarakan di kampus UNTIRTA dengan mengusung tema “United In Diversity”. Acara ini bertujuan untuk memperlihatkan karya – karya Film milik orang sekitar Banten yang Menarik dan juga mendidik. Dan acara ini sekaligus membuka Banten Short Movie Festival yang akan di adakan di kampus UNTIRTA itu sendiri untuk di perlombakan sampai jenjang Nasional.

“Acara ini sendiri bertema UNITED IN DIVERSITY yang bermaksudkan Harapan kita bisa mempersatukan Bangsa lewat Film, dan kita memiliki harapan besar dari banten ada yang memiliki karya yang bisa membanggakan bangsa” ujar (Bobby Agustiawan) selaku Ketua Pelaksana acara tersebut, selasa, 26 september 2017. (tyo)





~Komunitas Jawara~
4 Juli 2017 0 komentar

"KUNJUNGAN KE KAPAL BOSOK"

KOMUNITAS JAWARA KE KAPAL BOSOK



            
SERANG – Komunitas Jawara Universitas Serang Raya melakukan kunjungan wisata religi ke Kapal Bosok, yang merupakan sebuah mushola berbentuk kapal yang berada di Jl. Ki Angga Derpa Kp.Derangong RT.003 RW.001 Kec.Curug, Minggu (30/4). Di depan mushola terdapat dua patung macan. Mushola ini memiliki 4 lantai, semakin ke atas, ruangan  semakin kecil, seperti kapal. Di lantai bawah adalah mushola dan di atas merupakan majelis ta’lim untuk pengajian. Biasanya pengajian rutin dilakukan pada malam jum’at, bahkan pengajiannya biasanya dari malam hingga shubuh.  Informasi yang beredar di masyarakat tersebut bahwa sejarah Kapal Bosok ini peninggalan dari Syekh Abdullah Ki Angga Derpa, yaitu keturunan yang ke-13 sekaligus “jupel” (juru pelihara) juga.
Jadi, awalnya kapal bosok ini kepemilikan Belanda yang mengincar/memperebutkan sejenis pusaka Banten, salah satunya golok. Sebelumnya kapal ini berada di daerah Karangantu, Banten. Dalam usaha memperebutkan pusaka tersebut Belanda dihalangi oleh Syekh Abdullah Ki Angga Derpa yang dikenal sebagai orang yang sakti, Ki Angga Derpa tersebut menghalangi/menghadang pasukan Belanda dengan mencabut pohon beringin, di pohon itu ada dua ekor macan yang mempunyai satu anak dan anak tersebut masih ganas-ganasnya, Belanda takut dengan dua ekor macan tersebut namun bangsa Belanda bisa mengalahkan seekor macan tersebut, kemudian Syekh Abdullah Ki Angga Derpa berhasil ditangkap dan diikat dengan rantai baja di kapal tersebut. Namun karena mitosnya ki Angga Derpa tersebut sakti, lalu dengan diikatnya di kapal tersebut, kapal kepemilikan Belanda itu melesat ke Kampung Derangong ini. Pada masa itu, mitosnya kampung Derangong ini masih berbentuk lautan. Sebenarnya dulu kampung Derangong ini adanya di sebuah kampung yang sekarang namanya ‘Kampung Masigit’ yang terdapat masjid yang dibuat oleh para wali. Pada saat itu karena saking kuatnya Ki Angga Derpa, meskipun diikat dengan rantai di kapal tersebut tetapi bisa melesat di Kampung Derangong. Bahkan melesatnya kapal itu beserta lautnya ke kampung Derangong ini. Dengan kekuatannya Ki Angga Derpa bisa lepas dari rantai tersebut dan kapal yang diikatkan bersamanya dikuburkan di dalam tanah.
Kenapa disebut dengan kapal bosok? karena dulunya ketika zaman pertengahan abad ke-16, dengan diikatkan di sebuah pohon bernama ‘pohon ungu’, kapalnya itu diikat di pohon tersebut namun dengan benda pusaka yang dimiliki Syekh Abdullah Ki Angga Derpa, kapalnya dipendam dengan kekuatan tongkatnya hingga kapalnya membusuk di dalam tanah. Bangunan ini dibangun kurang lebih 3 tahun dari tahun 2014  tanpa ada bantuan dari pemerintah ataupun masyarakat. Namun dibangun bersama dengan adanya sumbangan-sumbangan tanpa diminta, namun ada juga yang memberi, donasi dari mereka yang berziarah kesini. Bahkan orang yang membangunya pun sukarela tanpa dibayar. Bangunan kapal bosok ini sudah mendapatkan SK dan dicatatkan dalam cagar budaya Provinsi Banten sejak bulan April, 2017. Tak jauh dari kapal bosok, terdapat sebuah menara dengan lambang garuda di puncaknya, garuda tersebut mengarah ke kiblat. Disini pun ada makam Ki Angga Derpa yang ditutupi oleh bendera merah putih diluarnya. Dilihat dari buku tamu sejak bulan Februari 2017, setiap bulannya peziarah yang datang mencapai 1000 orang. Dengan adanya bangunan yang disebut religi ini, masyarakat Kampung Derangong ingin mengenalkan bahwa kampung Derangong juga punya sejarah. Tempat penziarahan ini biasanya selalu dipenuhi penziarah setiap malam selasa. 





~Komunitas Jawara~
22 Februari 2017 0 komentar

CERPEN: "High General Belias Gyellin"

High General Belias Gyellin
(Oleh: Fauzul Afa)

Aku tidak pernah mengerti apa yang mereka sebut, aku hanya berjalan dan terus berjalan sampai pada titik dimana waktulah yang akan menghentikanku. Namaku adalah Belias Gyellin dan aku mempunyai kisah hidup yang tidak akan pernah kalian inginkan.

Kita semua hidup dan kita semua mati. Jika dirimu adalah kesatria, kau akan membuat pilihan sebelum kau bertarung. Mereka memanggilku Dragonbane, bukan karena aku mempunyai kekuatan seperti Naga, melainkan karena pedangku yang meminum darah dari musuh-musuh yang tidak terkalahkan.

Namaku adalah Belias Gyellin The Dragonbane, dan ini adalah ceritaku. sebelum aku menjadi kesatria, sebelum aku menjadi komandan perang, sebelum aku menjadi jendral tertinggi. Aku terlahir diluar tembok besar Kerajaan Xelduin, hidup dengan peraturan yang diciptakan oleh Naga dan Dewa, dimana kau akan melihat kematianmu sendiri apabila kau bukanlah orang yang kuat. Aku belajar bertarung menggunakan pedang dan perisai tanpa mengenal kata ampun, itu semua bermula karena naluri untuk bertahan hidup. Aku berbeda, mungkin dengan cara yang tidak baik maupun baik, selama aku masih mencari “Siapa diriku?” aku tidak akan mengenal kata ampun.

Tidak ada keberanian tanpa rasa takut, tidak ada hidup tanpa kematian, tidak ada legenda tanpa kesatria. Aku sudah banyak melihat kematian, terlalu banyak sehingga kau hanya bisa memikirkan betapa menyesalnya kau hidup didunia ini. Saat kau melihat kebelakang kau hanya akan menemukan sisi gelapmu. Aku pernah melihat seorang pemuda yang bersemangat ingin menjadi kesatria, aku bertanya pada pemuda itu “Apa kau tidak takut untuk mati?” pemuda itu menjawab “Tidak sama sekali!” setelah kami berperang melawan Naga, aku melihat perut pemuda itu tertusuk sebuah pedang dan isi perut nyapun berhamburan. Yah, pemuda itu menghadapi kematian nya. Kami berbeda, kami mati dengan penuh kebanggaan, kami terlahir sebagai kesatria, yang artinya, kami terlahir untuk kematian.

Apa yang takdir berikan padaku bukanlah suatu kebruntungan, aku hanya berdiri diatas tengkorak para musuhku, siapapun yang berani menentangku, maka aku siap menghunuskan pedangku sebelum ia berlutut meminta ampun. Jika kau bertanya “Adakah sedikit rasa belas kasih pada dirimu?” maka aku akan menjawab “Ada” namun itu tidak akan berguna jika kau terancam, aku hidup didunia yang penuh dengan kekejaman Naga dan para Dewa, aku banyak melihat keputusasaan, ketidakadilan dan kematian dari orang-orang yang hanya menginginkan kehidupan. Itu semua cukup untuk menghilangkan rasa belas kasih, kau akan membenci para Dewa dan Naga serta para manusia yang mengikuti mereka. Rasa bencimu akan menjadi kekuatan apabila kau sanggup menggunakan kekuatan itu, sampai titik dimana kau mengingiinkan peperangan melawan mereka.

Apa arti dari sebuah peperangan? Sampai saat ini, aku pun masih belum mengerti. Saat kau berdiri di garis depan, yang kau lihat hanyalah kematian dan keputusasaan. Tetapi, jika kau memenangkannya, maka kau akan mendengar sorak-sorai orang-orang yang menyebut namamu di kota, kau akan menjadi pahlawan mereka. Saat namaku diteriakan di seluruh penjuru kota, yang aku rasakan hanyalah kesombongan, semakin aku mendengarnya maka semakin aku haus akan kekuatan. Disaat itu, aku hanya ada untuk perang. Itulah yang membuat aku tenggelam kedasar kegelapan, saat kau masuk kedalamnya, kau tidak akan melihat keramaian, yang kau lihat hanyalah kesepian, gelap, tanpa cahaya sedikitpun.


Aku masih mengingat hari itu, hari dimana aku melawan Hydra, Naga yang ditakuti oleh banyak kesatria, Naga dengan kekuatan membinasakan, Naga dengan kepala sembilan. Saat aku bertatap muka dengan Hydra, aku siap menerima kematianku. Aku benturkan pedangku ke perisai dengan berteriak “Aku sang Dragonbane, Lawan aku makhluk terkutuk!” Aku mulai berlari kearahnya, Hydra menyemburkan nafas apinya ke arahku namun dengan perisai Aegis yang setia padaku, aku sanggup menerobos semburan api itu tanpa rasa gentar. Aku melompat dan mulai kuhunuskan pedangku kearah kepala Hydra, namun ia sanggup menghindari nya dan menyerangku dengan cakar nya yang dilumuri magma, sehingga aku terpental dan punggungku menghantam karang dengan keras. Aku bangkit, dan aku mulai merapalkan mantra sihirku yang kuat “Sonidos” es pun muncul dengan sangat besar seperti paku-paku yang sengaja di tancapkan ke bumi. Namun lagi-lagi Hydra sanggup menahan sihirku, ia menyeburkan nafas api nya kearah sihir es ku dan melelehkannya. Hydra terbang menyerangku, serangannya mampu aku hindari. Karena aku melompat ke arah belakangnya, namun tidak disangka, ekornya menghibas kearahku dan menghancurkan jirahku. Aku terpental sangat jauh dari Hydra dan terbaring tak berdaya, aku tidak bisa menggerakan seluruh badanku dan mulai kehabisan banyak darah. Pandanganku perlahan mulai memudar “Haha sepertinya aku akan mati disini makhluk terkutuk” aku siap dengan kematianku. mataku mengarahkanku ke langit, aku tidak pernah melihat langit sangat indah sebelumnya. Suara kaki Hydra mulai terdengar melangkah ke arahku “Kau hanyalah manusia lemah” ucapnya dengan memandangku sangat hina. 




~Komunitas JaWaRa~
21 Februari 2017 0 komentar

Gebyar LDK Karisma 2017



LDK Kharisma adakan acara tahunan yang masuk dalam program kerja Kharisma yaitu Gebyar LDK Kharisma 2017, yang berlangsung dikampus Universitas Serang Raya (Unsera) Aula lantai 6 gedung A. Acara tersebut diadakan bertujuan meningkatkan kecintaan kita melalui budaya islam (20/02). 


       Dalam acara ini terdapat berbagai perlombaan, diantaranya lomba Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ), MSQ, Kaligrafi, Cerdas Cermat, dan Nasyid. Diikuti oleh pelajar SMA sebanyak 200 peserta dari berbagai wilayah Banten, dengan mengusung tema “Menjadikan Nilai-Nilai Budaya Islam dan Membentuk Kecintaan Kita Kepada Allah SWT”. Ketua pelaksana, Doni Adi Permana, berharap anak-anak remaja khususnya pelajar SMA menjadi panji-panji Islam yang berikutnya, apalagi perkembangan zaman sekarang keamanan remaja mulai terkikis.





~Komunitas JaWaRa~
18 Februari 2017 0 komentar

PUISI "TANGAN-TANGAN PENUSUK"

To: Banten

TANGAN-TANGAN PENUSUK
(Oleh: Sofa Awaluddin)


Tangan- tangan penusuk
Teguklah air dikandungku
Isilah perutmu…
Rasakan kerongkonganmu berbicara

Tangan –tangan penusuk
Ingatkah otakmu…
Kemilau emas yang dulu indah
Kini kau kubur dengan egoismu

Tangan-tangan penusuk
Jangan…
Kau tegakkan tonggak itu
Tonggak-tonggak yang membuatku murka

Tangan-tangan penusuk
Kepada siapa…
Akan kau berikan diriku
Saudagar serakah atau mereka yang bengis

Tangan-tangan penusuk
Padi itu telah tegak
Menatap langit seolah berkata
Akulah saksi bisu itu




~Komunitas JaWaRa~
 
;